catatan singkat

kehidupannya saya tentang saya sendiri yang menjalani kehidupan saya sendiri....
dan apabila tidak bisa di terima oleh orang lain, itu urusannya dia bukan saya...
 tapi menulis adalah sebuah metode pernyataan pribadi yang berbeda
 karna di tuntut harus peduli alam di luar diri saya termasuk orang lain...
jadi saya belajar menulis biar mengenal alam di luar saya



Tidak ada yang aneh dalam beberapa bulan ini hanya agak sedikit mengherankan tiba tiba aku begitu giatnya menulis, terutama puisi dan lagi berusaha mencoba cerpen tapi jujur aku lebih menyukai puisi..
 Sebenarnya sudah lama ku menulis semenjak bercelana pendek berwarna biru dongker dgn atasan putih, mungkin karna ayahku yang guru bahasa Indonesia (menurutku lebih cocok guru ekonomi atau dosen agrobisnis) ataukah aku memiliki bakat yang belum pernah disadari.
Hampir belasan tahun menulis tapi sebenarnya  bobot tulisan yang ku buat sangat standar tapi 2 (dua) bulan ini angin pencerah tiba tiba menghardik begitu keras hingga tembok tembok buntu penghalang kreatifku rubuh dengan seketika. Tulisan ku mulai sedikit demi sedikit mulai berbot dan semakit menggigit. Walau kurang romantic buat pecandu cinta… ahahahah
Puas rasanya ketika katanya jefri “ini puisi, apa propaganda” atau katanya basis “aseek, makin” lain juga dengan sepupuku piter entah menyidir atau memotivasi katanya “kae salah jurusan, lebih cocok di sastra” hmmm aku cukup puas tapi belum terpuaskan. Lain lagi dengan laba laba betinaku dia slalu mengatakan bagus tapi tetap kritik artinya tidak bagus bagus amat, hehheheehe…. Ah setidaknya aku mulai puas dengan kemajuan yang ku miliki. Kepuasa ketika puisi “anak anak karang” begitu di sambut dengan apresiasi, atau “syair tak sempurna buat mama yang sempurna” di respon begitu melankolis. Semuanya tercampur dalam adonan tulisan yang berjudul “aku belum puas karna aku merasakan kepuasan”

*****

Ada beberapa hal yang mendukungku sampai bisa dalam titik ini, mungkin bagi banyak orang itu hal yang biasa tapi bagi saya ini hal yang cukup membaggakan; sepupuku piter dengan tekun tak pernah bosan membagi teknik dalam kesusastraan, basis dengan motivasinya serta karyanya yang gad a matinya, laba laba betinaku yang slalu memujiku, entah iri ataupun malas mungkin karna dia nak satra juga, tulisan mba reno algamar yang penuh kritik social dan religious, jefri malihing yang mengatakan puisi tu harus “merdu” kesemuanya bekaloborasi menjadi sebuah kematangan dalam tulisanku, walau masih jauh dari kata kepuasan, tapi yang ku yakini bahwa sebelum mencapai langkah seribu perlu ada langkah pertama  dan diriku telah memulainya.
Dunia maya sangat membantu dengan kemajuan yang kudapat namu ada satu blog yang benar benar sangat memotivasi aku agar menulis dan menciptakan wadah yaitu MUDAers NTT dimana menurutku berkumpulnya sastramuda ntt yang berkualitas dan saya yakini salah satu dari MUDAers Ntt akan menjadi agent of chage dengan karyanya.
Mudaers Ntt pula yang melatarbelakangi saya membuat apa yang namanya 1000 puisi untuk sumba walau 1000 hanya simbolisasi namu harapan bahwa sastramuda sumba harus keluar dari sarang (alam) yang mereka ciptakan slama ini.
Cukup salut melihat Imelda hebi dan aniez baleko serta rambu hamaratu yang memiliki karya dengan stylenya masing masing namun berkualitas setidaknya menurutku, yang lebih memuaskan lagi group ini memotivasi beberapa orang untuk menulis baik isto dan petu yang sudah memulai karya perdananya, ataupun tober yang lagi giat giatnya belajar menulis, semoga satu waktu di depan bisa memiliki karya yang banyak..
Lepas kata sebenarnya masih banyak yang pengen di tulis tapi untuk kali ini setidaknya ini saja dulu (hmmm penutupan yang parah hahaahh)…


Maju MUDAers Ntt
Ayo bangkit sastramuda sumba

Komentar