Mengenal puisi



Apa itu puisi? Pertanyaan itu masih menjadi perdebatan banyak ahli bahasa maupun para penggiat sastra itu sendiri, puisi yang dilihat secara etimologi (asal-usul suatu kata) berasal dari bahasa yunani kuno (poiéo/poió) = I create yang berarti seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan.
Estetika merupakan suatu unsur utama dalam puisi baik pengulangan maupun penggunaan rima, ini jelas yang membedakan puisi dari prosa, selai itu pula puisi merupakan salah satu bentuk representasi pemikiran si penulis atau kerennya di sebut curahan hati (curhat), namun menurut saya kalau puisi hanya sebatas curhat tanpa estetika maka kualitas
dan keindahan puisi tidak akan terlihat yang muncul hanya sebuah ungkapan isi hati semata. Dan itu yang melanda puisi puisi jaman sekarang, dimana estetika sangat di abaikan yang terpenting bagi banyak penulis dengan memakai gaya bahasa yang indah, sudah bias di katakana puisi sedangkan puisi itu seperti lagu memiliki nada dan irama yang muncul bila kita membaca, dan ini yang membuat puisi itu indah (tidak sekedar jujur).
Dalam puisi ada juga yang disebut majas yaitu  untuk memperindah puisi yang paling banyak dipakai adalah metafora (ajas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogi)
Contohnya
Engkau belahan jantung hatiku sayangku.
Raja siang keluar dari ufuk timur.

Namun dari penjelasan sekilas ada tiga hal penting dalam puisi yaitu: Tema/makna, Rasa, tujuan/maksud, ketiga hal ini bias saya katakana sebagai hal hal yang harus dimiliki di setiap puisi, sehingga tidak terjadi kesan “datar” setelah pembaca menyantap sebuah karya puisi.

Dan untuk menjelaskan ketigal hal tersebut perlu sebuah metode dalam penulisan sebuah puisi yaitu
(1)Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.

(2) Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.

(3) Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.

(4) Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll, sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.

(5) Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu

(6) Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi.

Mungkin Cuma sedikit ulasan saya mengenai puisi, semoga kita bisa belajar mengenal puisi lebih dalam, saya coba menutupnya dengan salah satu tulisan saya.

Untuk seseorang (buat umbu Landu paranggi)

Aksara untuk seseorang
Setelah masa perang
Muncul dari seribu karang
Saat bulan samar-suram

Engkau memberi banyak mimpi
Lewat seribu kata kata rapi
Menaklukan derasnya sepi
Hingga tak kuasa menepi

Melodiamu tlah tergenapi

Dps, oktober,2011

Komentar