Kemapanan intelektual

Kemapanan intelektual

Kemarin memang hari yang lucu abis hehheeh… ada cerita seru, umur umur di katain goblok dan bodoh di salah satu akun group di fb, katanya menawarkan Kristen sebagai solusi dengan meninjau keimanan masyarakat di sumba… tapi hanya debat saja sudah menyatakan hal hal yang tidak beretika, gimana kalo di realitanya, bukankah Kristen mengajarkan kasih???
Mungkin si objek marah karna saya katakana “kegagalan intelektual” karna di saat yang bersamaan si objek merasa sudah mencapai pucak kemampuan atau kemapanan intelektual sebagai seorang manusia.

Harus di akui dunia maya sudah menciptakan pribadi pribadi yang sombong secari intelektual (onani intelektual) di karenakan mengejar sesuatu yang biasa kita sebut prestise serta ketenaran di dunia jejaring social (tidak mau kelihatan bodoh), dan dari indikasi itu akan menstimulasi letupan letupan intelektual yang tidak kuat sehingga gampang di robohkan sekali tebas!! (apalagi kalo pake emosi)

Membangun kemapanan intelektual yang berkarakter sangatlah tidak sederhana, tidak segampang membalikan telapak kaki hehehe, butuh proses yang panjang dimana si individu memasuki sebuah lingkungan yang mendukung pengembangan intelektual di luar bangku kuliah serta di dukung dengan diskusi diskusi yang menghasilkan buah pemikiran yang ideal, niscaya secara tidak langsung akan mengantar kita menuju sebuah kemapanan intelektual.



Kemapanan intelektual berkaitan erat dengan yang namanya pola pikir, karna menurut saya sebuah kemapanan intelektual harus di tunjang dengan pola pikir yang terbuka (tidak sempit) sehingga membuka wacana pengayaan intelektual kita, namun sering terjadi adalah banyak individu berpikir bahwa di saat sudah menyelesaikan study dia sudah mapan dari sisi intelektualitas, ini adalah suatu kesalahan besar!!!  karna menurut saya kemapanan intelektual memiliki tiga ciri yaitu: memiliki kemampuan retorika, berdialektika serta solutif, ketiga hal ini tidak di berikan secara langsung di bangku kuliah namun ruang kuliah mendorong kita untuk belajar ketiga hal ini.

Jadi hemat saya seseorang yang masih terpancing emosinya sampai mengucapkan kata kata yang tidak tepat di ruang diskusi atau debat formal maupun informal jelas menunjukan tidak mapan secara intelektual dan individu seperti ini agak sulit di ajak bekerja sama karna rawan menciptakan konflik konflik yang tidak substansial.

Mungkin ini sedikit ulasan saya mengenai kemapanan intelektual, kalaupun salah yuk kita cerita cerita lagi. Heheheh

Salam
Dps, November, 2011


Komentar