*untuk seseorang yang mengutuk pagi
Rambu
Rambu
Pagi, nafas berbicang lama
Diam seperti itulah kita
Saling memandandang
Dua cangkir kopi
Yang sudah dingin
Semenjak tadi
Kesinilah
Jangan mematung di kursi
Ingin ku raup harum tubuhmu
Menjegal diam penuh jarak
Hingga kau benar benar terlihat
Dari jarak pandangku
Malam??
Jangan menunggu malam
Terlalu banyak kelam
Kita akan terjebak semakin dalam
Pagi inilah
Ku nikmatimu bersama segelas kopi
Remah remah cintamu
Dan semuanya
Air matamu
Lelahmu
Dan mungkin matimu
Rambu
Rambu
Ayo godalah aku
Jangan mati di depanku
Kita bercerita tentang sesuatu
Gereja di tengah padang
Ataupun petani yang merenca sawah
Mungkin juga tentang burung gereja itu
Yang menjelma menjadi mu
Aku belum lelah
Menanti kita tidak lagi berderas diam
Penuh dera kekakuan yang lama
Aku benci kala kau mengutuk pagi
Dengan diam tanpa laku
Dps, November, 2011
Komentar
Posting Komentar