Bom waktu untuk generasi selanjutnya di Sumba Timur




Wajah perpolitikan sumba timur tiba-tiba berubah total pada tahun 2009, setelah suksesi pada masa pemeritahan Umbu Mehang Kunda, masyarakat seakan-akan makin sadar perannya di kancah politik sumba timur itu bias di lihat pada pesta demokrasi tingkat lokal 2009, hampir semua lapisan masyarakat berbicara tentang politik dan kekuasaan, baik di counter hape, di pasar atau di sekolah. Semua lapisan masyarakat dari kadis hingga tukang ojek pun kelihatan semakin mahir berbicara politik, walau tanpa suatu acuan atau indikator yang jelas semua berlomba-lomba bahwa dialah yang paham dengan peta serta keadaan politik di sumba timur.

Pasca terpilihnya Gideon Mbiliyora dan Matius Kitu (GBY-MK) sebagai pemimpin kab. Sumba Timur ternyata antusiasme masyarakat khusunya golongan umur 30an ke atas semakin tinggi, dimana kelompok umur ini bila berkaca pada data BPS 2009 (sumba timur dalam angka) memiliki jumlah lebih banyak di banding jumlah jiwa yang berumur 30 tahun ke bawah. Antusiasme ini akhirnya berujung  pada onani onani intelektual yang tidak tepat guna dan sering melupakan banyak hal yang bisa menjadi bom waktu.
Ketika semua lagi asik berbicara atau konsen pada politik kita semakin lupa berbicara banyak hal lain selain politik, yang menurut saya tingkat urgensinya jauh lebih tinggi di banding siapa yang akan memimpin daerah ini kelak nantinya. Mari kita bahas satu persatu apa itu yang saya katakana tingkat urgensinya tinggi.

Bahaya laten HIV/AIDS

Beberapa waktu lalu saya cukup di kagetkan dengan salah satu tukang di rumah saya mati dengan tiba-tiba, dari informasi yang di peroleh kecurigaan bahwa dia di identifikasi terinfeksi virus HIV, padahal dari beberapa kali berinteraksi  tidak nampak sekalipun seorang yang cukup lihai dalam urusan “begituan” malahan cendrung pendiam.

Dari peristiwa kematian ini akhirnya menggelitik saya untuk coba mengidentifikasi seberapa banyak penderita AIDS yang sudah terdata, dan akhirnya setelah beberapa hari akhirnya saya mendapat data bahwa dari kurun waktu tahun 2008 sampai 2012 periode bulan april penderita HIV-AIDS di sumba timur sekitar 54 orang, yang mati sejumlah 15,  jumlah yang sedikit memang bila di banding angka penduduk yang sudah melewati angka 220.000 jiwa (sumba timur dalam angka). Namun bila kita berkaca pada angka kenaikan rata-rata tiap tahunnya kita akan cukup tercengang karna kenaikan tiap tahunnya di atas 100%,  jadi perhitungan sederhananya bukan tidak mungkin pada 10 tahun mendatang angka penderita HIV-AIDS di sumba timur mencapai angka 1000! Suatu angka yang cukup wah untuk wilayah yang cukup jauh gemerlap metropolitan.

Pelajar dan seks

Semenjak masuknya handphone pada tahun 2003, dan di ikuti jaringan internet setelahnya, handphone yang biasa di singkat HP sudah menjadi menjadi komoditi primer, setiap harinya pasti terjadi transaksi pembelian HP, dari kota waingapu hingga pelosok pelosok desa, dari pejabat hingga petani, dari mahasiswa hingga anak SD! Sudah memiliki HP.
Sayangnya alat telekomunikasi ini yang di lengkapi banyak fitur semakin sering salah di gunakan, pada beberapa waktu lalu di salah satu sekolah dasar di waingapu di adakan razia HP dan apa yang terjadi di salah satu muridnya didapati memiliki puluhan film biru di dalamnya! Gila benar benar gila hanya itu yang bisa terucap dalam hati,

Selain kejadian itu ada seorang guru dilaporkan ke pihak yang berwajib karenakan mengajak seorang muridnya berbicara via sms dengan orientasi seksual, ketika saya coba konfrontir dengan sederhana bahasa yang saya dapati, “jangan munafiklah, tu cewe sudah punya video bokep juga”
Sungguh hal yang membuat saya semakin bertanya tanya apakah seperti ini Waingapu sekarang, saya tidak bisa menjawabnya tapi saya mencoba mengambil beberapa sampling dengan masyarakat yang diwakili berbagai  jenjang usia dan berbagai macam pekerjaan, akhirnya ada beberapa kesimpulan yang saya dapat

1.       Maraknya prilaku seks di kalangan pelajar sudah menjadi rahasia umum
2.       Kurang kontrolnya orang tua, karena masih berpikir seks itu tabu bagi anaknya
3.       Sebuah tekanan usia remaja, bahwa pacaran dan seks menjadi satu kesatuan
4.       Kurangnya informasi mengenai bahayanya seks bebas di usia dini

Banyak fakta fakta lain saya dapatkan juga, handphone sering menjadi latar belakang utama perilaku seks, ada beberapa kejadian banyak anak-anak usia remaja berpacaran berorientasi seks dengan beberapa orang yang jauh usianya, berharap dapat handphone baru atau sumber pulsa yang tetap, selain itu tempat tempat seperti Bukit Cinta, Londalima, Mbatakapidu menjadi tempat rekreasi seks, maraknya video porno di kota Waingapu dan yang paling santer adalah maraknya hamil di usia dini, fakta di lapangan ada anak SD yang hamil, anak SMP kelas 1 yang hamil!! Dan masyarakat mulai mewajarkan kejadian kejadian ini.. ini jelas sebuah tanda WARNING! Dimana ada simbiosis mutualisme  terjadi, pelajar butuh uang untuk pulsa, yang ber “uang” entah beristri atau tidak, butuh orientasi seksual dengan “daun muda” maka terjadilah.

Kata kunci terakhir bahwa “masyarakat mulai mewajarkan” adalah ciri mulai bergesernya norma norma social ini, di mana batasan-batasan yang selama ini di bangun mulai rapuh diserang arus jaman dan teknologi..

Alternatif solusi

Permasalahan ini tidak bisa secara gampang dinyatakan bisa di selesaikan dengan mudah, namun bagi saya tak ada yang mustahil karna setiap permasalahan pasti ada solusinya selama kita mengeksekusinya secara bertahap-tahap sehingga menghasilkan hasil yang maksimal

Kembali ke dua pokok permasalahan yang saya sebutkan sebagai bom waktu yang tersembunyi dimana ketika meledak akan menjadi masalah sosial masyarakat yang tidak akan ada habisnya karna generasi sekarang akan meurunkan generasi yang selanjutnya. Dan jelas kita tidak mau menghasilkan generasi generasi yang aborsi sana sini, rentan terhadap HIV-AIDS ataupun gandrung pada seks bebas pada usia yang sangat muda.

Ada 4 elemen penting yang menurut saya yang harus saling berkoordinasi yaitu orang tua (keluarga) pemerintah daerah (dinas dinas terkait), sekolah dan             masyarakat pada umumnya. Mungkin terdengar klise tapi itulah yang paling ideal.

Seharusnya pendidikan seks di mulai dari orang tua/keluarga dimana ketika anak semenjak memasuki akil balik yang di tandai menstruasi dan mimpi basah para adik-adik kita ini harus di kenalkan dengan apa yang namanya seks, apa itu seks, mamfaat dan kerugiannya.

Selain itu sekolah perlu atau kata lain bekerja sama dengan dinas-dinas terkait harus intens dalam sosialisasi HIV-AIDS dan prilaku seks yang benar kalau perlu mengikut sertakan komunitas kepemudaan di tiap-tiap lembaga keagaama sebagai mitra kerja dalam sosialisasi. Sudah waktunya sekolah dan dinas terkait keluar dari sebuah alasan klise yaitu tidak memiliki “dana/biaya”

masyarakat harus mengambil peran sebagai kontroler prilaku seks di wilayah publik, jangan sampai ketika terjadi “tangkap basah” eh minta jatah seperti kejadian beberapa waktu lalu di Londalima. Caranya melokalisir area yang berpotensi ajang transaksi seksual.

Yang terkahir sebagai alternatif solusi tambahan dan mungkin jadi polemik di tengah masyarakat adalah, sudah waktunya waingapu memiliki lokal area untuk lokalisasi, sudah menjadi suatu hukum alam, setiap kota yang sedang berkembang memerlukan lokalisasi sehingga remaja ataupun anak anak tidak lagi di jadikan sasaran pelampiasan hasrat seksual hanya karna satu alas an, ga ada pulsa handphone.

Mungkin sekian ulasan dari saya, mengutip salah satu ucapan “anda berpikir maka anda ada” mulailah kita lebih menyadari sekeliling kita bukan hanya konflik politik yang terjadi tetapi konflik sosiallah yang menjadi bom waktu paling dahsyat,

syalom

waingapu, 22,07,2012


Komentar

  1. Mantap kaka..
    Miris juga lihat kita pu adi-adi sekarang punya banyak vidio bokep...
    Mau di bawa ke mana???
    Memalukan!!!!!!

    Salam Hangat dari lalatkuda...

    Kita Bangun Waingapu lewat Artikel...

    Viva Brotherhood.... :)

    BalasHapus
  2. Yang penting "jangan di londa lima" #katapenulis :p

    BalasHapus
  3. no : viva brotherhood... ayo racuni mereka dengan dunia blogger,, biar lebih positif dan berorientas

    BalasHapus
  4. bro yafet : hahahhaha.. tapi di mondu boleh wkwkwkkwkw

    BalasHapus
  5. Mantap Umbu...!!!
    mudah-mudahan masyarakat paraing marapu tercinta bisa mengantisipasi masalah ini dengan serius.. :(

    BalasHapus

Posting Komentar