Dalam
dua tahun kedepan Nusa Tenggara Timur akan dihadapkan dengan rentetan pesta
demokrasi, baik Pemilihan Gubernur, Pemilihan Kepala Daerah maupun Pemilihan
legislatif. Pertanyaan yang muncul apakah kita sudah menentukan pilihannya? Saya
yakin banyak yang belum menetukan, apalagi bagi para calon pemilih atau para
pemilih pemula.
Dalam
menentukan siapa yang akan kita pilih sebenarnya perlu beberapa strategi
tertentu, tetapi money politic tidak masuk dalam opsi itu. Karena uang belum
tentu mampu mengatasi kebingungan siapa yang akan dipilih. Bisa jadi cuma sebatas
membeli rokok sebungkus dan miras oplosan di kios depan.
Bukan
barang baru jumlah pemilih pemula yang berkisar sekitar 30% dari jumlah pemilih
tetap menjadi penentu siapa yang akan terpilih kelak, entah sebagai pemimpin
atau legislator, maka dari itu penting rasanya memberi informasi bagi
teman-teman bagaimana cara mengatasi kebingungan.
Diskusi
Diskusi,
kenapa diskusi? Mungkin diskusi salah satu cara yang terdengar klise
dipendengaran kita untuk mengetahui sesuatu, tetapi percaya saja diskusi yang
merupakan salah satu bagian dari komunikasi adalah salah satu cara untuk
mengetahui siapakah sosok yang tepat untuk kita pilih. Jadi jangan malu pergi
ke acara kampanye atau deklarasi, karena didalam ruang itu akan muncul
diskusi-diskusi insidental terkait calon pemimpin.
Kalau
boleh ruang diskusi tidak hanya monoton pada satu sosok saja tetapi disarankan
lebih, agar referensi memilih kita lebih banyak dikarenakan kita dapat
mengetahui kekurangan dan kelebihan para calon yang lagi berkompetisi.
Internet
Internet
hari ini sudah sejajar dengan kebutuhan primer lainnya bagi masyarkat modern. Hampir
sebagian besar pemilih pemula diwilayah kota maupun desa sudah mampu mengakses
internet, selama paket datanya masih cukup atau minimal hotspot sama teman. Untuk mengatasi
kebingungan kawan muda coba mengakses beberapa informasi yang valid di internet,
paling pertama adalah mencari rekam jejak para calon pemimpin, moralitasnya
seperti apa, dan program yang akan direncanakan bila menjadi pemimpin
Saran
saya, jangan terlalu mempercayai calon-calon yang rencana programnya yang
terlalu manis namun tidak mampu dijelaskan. Maksudnya seperti ini, kalau hanya
mampu omong manis biasanya tidak mampu menjalankan apa yang dijanjikan, karena
manisnya sudah dikecap didepan seperti permen karet. Tetapi pilihlah yang punya
rencana kerja yang bertahap dan masuk akal dijalankan.
Jadi
kawan-kawan muda yang masih bingung dengan pilihan, bisa mecoba kedua cara
tadi, jangan malu sama teman-teman yang sebaya karena nanti dianggap sok berpolitik
dan ngurus negara, percaya satu suara itu menentukan.
Ingat
kawan-kawan pilih pemimpin itu yang sudah selesai dengan dirinya, contohnya
seperti ini apabila calon pemimpin belum terlalu mapan untuk urusan ekonomi
biasanya punya kecendrungan untuk korupsi dikarenakan harus membayar biaya
politik yang dikeluarkan.
Selain
itu kawan-kawan harus memilih calon pemimpin yang sudah selesai dengan dosa
atau kesalahan masa lalunya, artinya apabila memiliki kesalahan fatal yang
belum selesai, sangat akan menganggu, bukan saja pencitraan tetapi juga kinerja
bila nanti terpilih.
Itu
saja tips dari saya, kawan-kawan pemilih pemula, marilah cerdas memilih. Salam.
Komentar
Posting Komentar