Ini Tentang Lion...



Ada beberapa tulisan yang antri, baik yang ada di kepala maupun yang hanya sebatas draft. Namun kali ini, tepatnya hari ini, saya ingin menuliskan seseorang. Ya seseorang yang biasanya saya panggil Lion. Tentunya jangan menerjemahkan sebagai Singa, memang namanya Lion. Beberapa mungkin mengenalnya dan lebih banyak yang tidak mengenalnya. Dia seorang Pegawai Negri Sipil, tepatnya hanya seorang perawat, jumlahnya mungkin ratusan di Sumba Timur dan ribuan di NTT dan Puluhan Ribu di Indonesia. Artinya banyak orang tak punya alasan untuk mengingat nama ini, Lion! Munafik kalau mentri kesehatan mengetahui ada Perawat yang namanya Lion. Sekali lagi Bulshitttttt.

Alasan saya sangat simple membuat tulisan ini, tak memerlukan analisis seperti tulisan-tulisan saya sebelumnya, alasannya karena Lion ulang tahun hari ini. Jadi, andaikata ada yang mau membaca tulisan ini, silahkan! adaikata tidak pun tak apa-apa , silahkan ditutup, namun tulisan ini pastinya dibuat kala bumi lagi dihantui kecemasan akibat Covid 19!

Saya tidak mungkin meneceritakan awal dimana saya kenal, Lion ini asli keturunan Ende Lio yang lahir dibesarkan di Sumba, masih sangat meyakini tentang hadirnya nene moyang  disetiap kehidupannya (sebagian orang Ende Lio pun seperti itu), Kuliah di Akper Waingapu dan setelah berpindah-pindah akhirnya menetap dan bertugas di Puskesmas Kamanggih Kecamatan Kahaungu Eti. Terus apa yang spesial dari Lion sehingga saya mau menuliskannya? Tidak ada. Dia sama seperti saya dan kalian yang membaca tulisan ini.

Opps saya lupa anak keduanya dan lelaki pertama baru dilahirkan belum genap dua minggu lalu. Pertanyaanya apakah Lion khawatir tidak e, anak lelakinya harus berhadapan pademi Covid 19 dan Lion yang notabene sebagai seorang perawat paham benar bahwa Covid lagi mengintai dan sayangnya kekuatan sistem kesehatan kita masih lemah? Lagi-lagi saya tidak punya hak untuk menyelami perasaaan sebagai seorang ayah, karena itu urusan yang sungguh privat baginya. Pastinya diakhir obrolan berdua pas mampir di rumahnya minggu lalu, ada ucapan yang bisa mengantar kita untuk memahami.

Ka’e, saya mau hidup lebih baik”

Yah itu pernyataan singkat yang saya dengar setelah Lion memiliki anak lelaki pertamanya. Penerus nama keluarganya.

Terlalu Sering bertanya

Banyak hal yang Lion sering tanyakan, entah urusan politik, sosial, pribadi. Banyak hal dan ini semakin lancar bila ditemani sebotol moke dan sangat lancar bila sudah berbotol-botol. Ada satu pertanyaan yang dia tanyakan pas di minggu lalu.

“ka’e bagaiaman dem cara biar kita bisa berbuat hal luar biasa, seperti ka’e dong bisa berbagi untuk orang lain”

Shhhhhtttt  saya tidak lagi membahas kata luar biasa, namun sebuah refeleksi dari seorang ayah dua anak ketika bertanya tentang bagaimana cara berbagi dengan orang lain. Lion mungkin lupa saya sering mengatakan bahwa berbagi itu adalah hal yang biasa-biasa saja yang bisa dilakukan oleh semua orang dengan caranya masing-masing.

Seingat saya beberapa tahun lalu Lion dengan semangat penuh energi bercerita bahwa begitu nikmatnya perasaan membantu orang lain. Ceritanya, Lion memberi tumpangan bagi anak-anak yang biasa jalan kaki sepulang sekolah di arah Laipori, bukankah ini bentuk dari berbagi yang sangat sederhana dan berdampak, apakah cuma Lion yang bisa? tidak! Sekali lagi tidak! Semua orang bisa melakukan itu namun akan terasa spesial dan luar biasa ketika anak-anak itu mengucapkan terimakasih, saya yakini itu perasaaan yang tidak bisa dibayar dengan uang berapapun karena begitulah ketulusan, tak ternilai harganya. Saya bisa memastikan Lion telah merasakan itu.


Sebelum berkeluarga Lion memiliki hobi yang akahirnya membuat orang kurang meyakini bahwa dia seorang perawat, gemar memakai baju-baju besar, topi ke belakang lagaknya seorang Rapper. Yups dia memang hobinya menyanyi khususnya lagu Rapper tetapi fasih juga menyanyikan lagu-lagu dengan bahasa lio, apakah masih ada yang seperti itu? Rapper tapi lincah menyanyikan lagu-lagu dengan bahasa daerah? Mungkin masih banyak tapi lebih banyak yang tidak tau tentunya. Sayangnya ini hanya sebatas hobi, walau sempat menciptakan beberapa lagu dan saya rasa cukup renyah ditelinga, Lion sang Rapper akhirnya harus hilang ditelan jaman dan tuntutan yang berbeda dan itu wajar bosq.

Terus bagaimana Lion nantinya?

Entah. Itu jawaban yang paling tepat, mungkin dia masih banyak bertanya tentang semua hal. Bisa jadi masih sesekali mendendangkan lagu Rap namun dikondisi sadar, karena ingin menjadi contoh yang baik bagi anak lelakinya atau bisa juga tetap menjalankan hobinya bermain PUBG sebagai selingan di alur kehidupan yang terkadang monoton.

Tapi ada satu hal yang menjadi catatan, masih banyak ayah-ayah diluar sana yang mungkin sama dengan Lion, menjadi ayah ketika di masa pademi Covid, entah bagaimana pergumulannya, bagaimana cara memenuhi kebutuhannya sehari-hari, andaikata harus menetap Stay At Home. Karena kebutuhan susu tidak mengenal pademi atau apalah, intinya kebutuhan harus terpenuhi hari ini. Bisa jadi mereka membutuhkan orang lain, untuk mengedukasi mereka, membantu kebutuhan keluarganya, karena tidak semua bisa diberikan pemerintah dan sudah waktunya kita menjadi manusia yang lebih peduli sesama.

Like father like Son..

Sekian tulisan saya… Selamat Ulang tahun Lion!





Komentar